1. Rahasia kreativitas adalah mendekatkan tangan dengan otak. Tony Buzan
menegaskan, segala sesuatu adalah soal pikiran. Jika kita betul-betul ingin menulis, beri tangan kita pena.
Biarkan tangan itu menjalin
kerjasama dengan otak. Tetaplah
menulis. Albert Einstein pernah mengatakan, apa yang ditulis oleh tangan kita
adalah langkah pertama yang akan mewujudkan apa yang ada di kepala kita.
2. Segeralah Menulis! William Blake (1757-1827), penyair klasik Inggris,
mengatakan hasrat semata tanpa tindakan akan membiakkan penyakit. Mau jadi penulis, ya menulislah.
Menulislah dalam keadaan
apa pun. Tanpa ide pun orang bisa menulis. Yang tidak bisa adalah
menulis tanpa kemauan. Menulis
apa saja akan memancing datangnya ide. Jangan berhenti menulis lantaran tidak mood, sedang
stres, sedih, tertekan. Sama saja dengan seorang bankir atau polisi,
meski dirinya lagi sedih, ia
tidak boleh melalaikan tugasnya. Demikian juga seorang penulis.
3. Menulis Buruk. Jangan terpaku untuk segera menghasilkan
tulisan yang baik. Menulis apa saja tanpa takut jelek. Jangan biarkan kertas kita tetap kosong hanya karena memikirkan
bagaimana menulis yang baik. Tulisan
buruk jauh lebih baik ketimbang tulisan yang sempurna yang tidak pernah ada.
Jangan bengong. Menulislah
buruk kemudian editlah. Ingat, kita tidak pernah bisa mengedit tulisan
yang tidak pernah ada. “Orang yang tidak pernah melakukan kesalahan,
biasanya tidak melakukan apa-apa,” kata Edward John Phelps (1822-1900).
4. Menulis Cepat. Menulislah dengan cepat. Jangan biarkan diri kita dikuasai mood. Mood dan
tidak mood adalah perkara pikiran. Singkirkan jauh-jauh. Menulis itu seperti orang bercakap-cakap.
Jika kita merasa waktu teralu sempit untuk menulis, menulislah
secepat-cepatnya. Isaac Asimov mengaku, “Saya menjadi produktif, saya rasa, karena
saya menulis secara simpel dan apa adanya.” Penulis cepat adalah
penulis yang baik. Penulis baik adalah penulis cepat. Ingat, kecakapan
senantiasa berdampingan dengan kecepatan pengerjaan. Jangan terpaku dengan
kata-kata dan gaya penulis-penulis besar. Tulislah cepat dengan gaya dan apa
adanya diri kita. Ernerst Hemingway (1899-1961) mengatakan, “Apakah
ia pikir kekuatan emosi lahir karena kata-kata besar?...ada kata-kata yang
simpel, lebih baik, dan lebih lazim. Itulah yang kugunakan.” Menulislah cepat tanpa meyensor
diri. Jangan berhenti hanya karena draft pertama.
5. Strategi tiga kata. Alat
bantu menulis cepat adalah strategi tiga kata. Kita memerlukan tiga kata
untuk membuat tulisan mengalir cepat. Gunakan tiga kata itu untuk menyusun paragraf. Gunakan salah satu kata untuk
mengawali tulisan. Tiga kata itu akan merangsang otak melakukan keajaiban,
yakni berasosiasi.
6. Jangan Menulis
Sekaligus Mengedit. Jangan
mengerjakan dua pekerjaan besar secara bersamaan, yakni menuangkan gagasan
dalam tulisan dan mengedit. Kita sering terjebak untuk menulis sekaligus
mengedit saat itu juga. Kita tidak sabar menghasilkan tulisan yang bagus.
Akibatnya, kita sering mengapus tulisan kita, berhenti lama, dan tidak kunjung
menulis.
7. Show, Don’t Tell.
Untuk menggambarkan situasi dan kondisi, kita sebaiknya melakukan deskripsi
sejelas-jelasnya agar pembaca sendiri tahu, kapan seorang lagi marah, berwajah
cantik, sopan, dan sebagainya. Jangan
katakan kepada pembaca kalau tokoh kita lagi marah, tapi gambarkanlah.
8. Konkretkan
Konsep-konsep Abstrak. Gambarkan
dengan jelas konsep-konsep abstrak seperti cinta, panas, pengap, dan
sebagainya. Kreatiflah dalam menggambarkan itu semua agar tidak jatuh
pada penggambaran yang itu-itu saja.
9. Deskripsi dengan
Lima Indra. Deskripsi yang baik membuat cerita “hidup” di benak pembaca.
Buatlah pembaca mampu melihat sesuatu, mencium baunya, merasakan
persentuhannya, mendengar bunyinya, dan mencecap rasanya. Tulisan kita akan
benar-benar hidup.
Bagaimana guys....? Yuk Menulis .. jangan cuma Omong doang. ***
0 comments:
Post a Comment